Sabtu , 9 November 2024
Home / BENGKAYANG / DAD Bengkayang Lakukan Pantabakng Binua, Adat Tolak Bala di Empat Penjuru

DAD Bengkayang Lakukan Pantabakng Binua, Adat Tolak Bala di Empat Penjuru

Martinus Kajot
Martinus Kajot

 

KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang akan melakukan Pantabakng Binua sebagai bentuk respon dalam mengahadapi kondisi yang sedang terjadi di Kalbar, terkhusus Kabupaten Bengkayang saat ini. Acara adat tolak bala tersebut salah satu upaya masyarakat Dayak mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di Bengkayang.

Adat “Pantabakng” (Pagar) Binua berupa Acara Adat Tolak Bala terhadap suatu Kondisi wilayah (Binua) yang kurang baik yang sedang menimpa kehidupan masyarakat ber-Adat se Kabupaten Bengkayang.

Ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Martinus Kajot menyampaikan adat tersebut untuk mencegah atau mengusir, segala apapun bentuknya, termasuk, kejahatan, hama, wabah penyakit yang menular, yang akan merusak tanaman, manusia, dan ternak.

“kalau bahasa Bakati, di bilang nya mengakibatkan ( AWAR, ) AWAR adalah terjadi nya kehewan atau ternak seperti ayam, anjing, babi, ikan, itulah namanya ( AWAR ) untuk mengatasi hal-hal tersebut satu-satunya buat adat lalu basasam . Adat basasam selama 3 hari, itu yang selalu orang tua kita dulu pakai,” ucap Kajot, Jumat (20/3).

Lanjutnya, Besansam itu prosesi adat tutup kampung, biasanya di lakukan 1-3 hari sesuai dengan kesepakatan bersama masyarakat. Dengan tujuan untukk cuci kampung, menghindari dari bala penyakit, hama, musibah dan hal-hal yang tidak baik lainnya.

Kata Kajot, seharusnya dalam kondisi negara atau daerah seperti ini adat Besamsam ini dilakukan untuk menawar, menyejukkan suatu kampung atau kabupaten Bengkayang saat ini.

“Oleh sebab itu pada Senin 23 Maret 2020, Masyarakat Adat akan membuat “Pantabakng” di-empat penjuru: Pertama, dititik Nol Batas Negara di Jagoi Babang (Oleh Benua Jagoi). 2. Di Batas Wilayah Kab.Bengkayang dengan Sambas di Ledo (oleh Binua Ledo). ketiga, di Batas Singkawang- Bengkayang di Kec. Monterado (oleh Binua Gajekng). Keempat, di Batas Landak-Bengkayang Kecamatan Teriak (oleh Pajanang Banyadu),” jelas Kajot.

Lanjut Kajot, titik pusat kegiatan adalah di Rumah Adat Dayak Ramin Bantang Bengkayang. “kita akan “Pasang Tonok Binua” (oleh Binua Palayo). Setelah itu kita se-Kabupaten Bengkayang akan Balalak 1 Malam 1 hari pada Tanggal 24 Maret 2020 (Satu Hari Full),” jelas Mantan Ketua DPRD kabupaten Bengkayang ini.

Kajoti juga turut menghimbau kepada masyarakat yang ingin selamat, dan menyematkan daerahnya harus menghormati adat istiadat yang ada.

” kita harus hormati yang mengerti tentang adat istiadat, bukan kita laku untuk menunjol budaya kita kepada orang lain, ini adat kita lakukan dalam keadaan darurat. mohon di mengerti, dimana bumi di pijak, di situ langgit di junjung. Kalau hal itu yang kita lakukan saya yakin kita akan selamat dari segala penyakit berjangkit,” pungkas Kajot.

Sekretaris DAD kabupaten Bengkayang, Yoseph Erbito menambah, hari ini Jumat (20/3) pihaknya sedang melakukan koordinasi diwilayah batas Jagoi Babang dan Ledo untuk hal tersebut.
“Kami hari ini sednag koordinasi dengan DAD Jagoi Babang dan DAS Ledo. Selanjutnya nanti akan kami sampaikan,” ucap Erbito singkat.

Adat ini akan berlaku untuk semua masyarakat. DAD Bengkayang juga memohon maaf juga seandainya pelaksanaan kegiatan mengganggu kenyamanan, dan memohon dukungan masyarakat untuk pelaksanaan acara tersebut. (Titi).

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Siswa SDN 05 Dusun Beruak, Kecamatan Parindu Belajar Tanpa Kursi, Meja Hasil Sumbangan Ortu Murid

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU – Porsi anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen dari APBD Kabupaten Sanggau tak …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *