Rabu , 4 Desember 2024
Home / CULTURE / Terkesima Lihat Febri Mainkan Keyboard, Edi Kamtono : Mengingatkan Saya dengan Stevie Wonder

Terkesima Lihat Febri Mainkan Keyboard, Edi Kamtono : Mengingatkan Saya dengan Stevie Wonder

Wajah Wali Kota Edi Rusdi Kamtono menjadi satu di antara obyek lukisan hasil karya difabel.
Wajah Wali Kota Edi Rusdi Kamtono menjadi satu di antara obyek lukisan hasil karya difabel.

 

KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Febri, seorang difabel penyandang tunanetra, mampu membuat Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono terkesima. Betapa tidak, musik instrumen lewat kepiawaian jari-jarinya memainkan alat musik keyboard mampu memukau tamu yang hadir. “Musik yang dimainkan oleh Febri ini luar biasa, saya langsung teringat dengan Stevie Wonder, penyanyi dan pemain musik. Dia juga seorang tunanetra,” ungkapnya saat membuka Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019 di Gedung UMKM Center Pontianak, Kamis (12/12).

Selain Febri, lukisan karya difabel tampil pada event itu. Tampak wajah Wali Kota Edi Rusdi Kamtono menjadi satu di antara obyek lukisan hasil karya difabel.

Edi menuturkan, para difabel atau disabilitas memiliki talenta dan kelebihan yang luar biasa. Sebagaimana tema yang diusung pada peringatan ini, ‘Menuju Indonesia Inklusi Disabilitas Unggul’, dirinya berharap para disabilitas yang ada di Kota Pontianak mampu mengguncang dunia dengan prestasi-prestasi di berbagai bidang. Dalam berbagai event, difabel Kota Pontianak mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan. Sebut saja Asian Para Games beberapa waktu lalu, beberapa atlet disabilitas penyumbang medali emas untuk Indonesia berasal dari Pontianak. “Artinya secara fisik mungkin mereka memiliki kekurangan, tetapi dari segi prestasi mereka lebih unggul,” ucap Edi.

Dirinya yakin para difabel atau disabilitas yang ada di Kota Pontianak mampu membuktikan bahwa mereka juga bisa mengukir prestasi. Edi menyebut, tidak sedikit ilmuwan dan seniman dunia, meskipun memiliki keterbatasan fisik, tetapi mereka mampu menciptakan karya-karya atau ciptaan yang hingga kini bermanfaat bagi orang banyak. Sebut saja pelukis Leonardo Da Vinci penyandang disleksia. Karyanya yang diperbincangkan dunia yakni lukisan Mona Lisa yang memiliki daya tarik tersendiri. Kemudian Thomas Alfa Edison penemu lampu yang merupakan tunarungu, Albert Einstein menyandang sindrom Asperger. Sindrom Asperger adalah gangguan neurologis atau saraf yang tegolong ke dalam gangguan spektrum autisme. Dibalik itu, Einstein adalah seorang ilmuwan fisika teoritis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20 dengan teori relativitasnya yang terkenal. “Mereka adalah orang-orang luar biasa dan menginspirasi bagi kita semua,” paparnya.

BACA: Keren, Pohon Natal di Pasar Menjalin Ini Terbuat Dari 2000 Botol Bekas

Dalam menyediakan fasilitas publik bagi disabilitas, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah menerbitkan Perda Nomor 13 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan para penyandang disabilitas. Memang diakui Edi, di dalam pembangunan infrastruktur pihaknya masih terus meningkatkan sarana dan prasarana untuk disabilitas. Seperti trotoar untuk tunanetra atau tunadaksa. “Kita sedang melengkapi fasilitas ramah disabilitas. Bangunan-bangunan milik Pemkot Pontianak termasuk bangunan publik diwajibkan untuk melengkapi bagi penyandang disabilitas,” pungkasnya. (jim)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Pegawai Dinkes Sanggau Diajari Padamkan Api Gunakan APAR 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Aula eks Dinas Kesehatan di Jalan Nenas mulai dilakukan sejumlah perbaikan, Jumat …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *