Selasa , 10 Desember 2024
Home / HUKUM / Puluhan Siswa SD Sayat Tangan Gunakan Silet, Diduga Ini Pemicunya

Puluhan Siswa SD Sayat Tangan Gunakan Silet, Diduga Ini Pemicunya

Foto---Anggota DPRD Sanggau, Heri Wijaya
Foto—Anggota DPRD Sanggau, Heri Wijaya

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Puluhan siswa sekolah dasar negeri di Kecamatan Tayan Hulu menyayat lengan sendiri menggunakan silet. Diduga aksi tak lazim tersebut dipicu tontonan di youtube.

Orang tua satu di antara siswa yang melakukan aksi tersebut, Dina Mariana sempat menanyakan hal tersebutkepada putranya.

“Aku tanya kepada anak, mengapa melakukan seperti itu, dia (anak) bilang entah, tidak mau terus terang. Aku tanya lagi nong tahu dari siapa, katanya anak-anak kelas VI. Kita tanya-tanya tidak mau bercerita lagi,” kata Dina, Jumat (14/2).

Ia menyebut, di lengan anaknya terdapat bekas luka dua hingga tiga goresan.

“Disilet sendiri, dua atau tiga goresan. Memang saya dapat informasi banyak anak mau melakukan itu. Kalau kita tidak seperti itu dibilang cemen, bencong,” ujar Dina.

Menurut dia, pihak sekolah telah mengundang orang tua siswa terkait persoalan tersebut.

“Kemarin (13 Februari 2020), saya diundang ke sekolah untuk membahas masalah tersebut. Setahu saya, 26 orangtua yang hadir. Hadir juga dari kepolisian dan Pol PP,” ungkap Dina.

Dalam pertemuan tersebut, lanjut dia, pihak sekolah meminta supaya para orangtua lebih mengawasi anaknya karena waktu anak-anak lebih banyak di rumah.

“Guru minta supaya orangtua lebih waspada dengan anaknya. Karena banyak orangtua komplain kalau si anak dicubit dan sebagainya, orangtua tidak setuju (anak dicubit dan sebagainya),” imbuhnya lagi.
Sementara pihak sekolah enggan berkomentar banyak. “Sudah selesai. Sudah ada kesepakatan antar pihak sekolah dengan orangtua. Pihak Kepolisian juga hadir,” ujar salah seorang guru.

Anggota DPRD Kabupaten Sanggau daerah pemilihan Tayan Hulu, Heri Wijaya mengaku prihatin atas peristiwa tersebut. Para orangtua dan juga guru diimbau lebih meningkatkan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang.

BACA: Ketua Umum Pemuda Katolik Tuntut Penjelasan Menag Soal Penunjukan Dirjen Bimas Katolik

“Anak-anak kita itukan kurang lebih 6-7 jamlah di sekolah, sisanya di rumah dan lingkungan bermain. Intinya awasi sama-samalah,” kata Hery.

Politisi Partai Perindo itu mengingatkan, perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak positif dan negatif, terutama bagi anak-anak.

“Setiap orangtua pasti sayang dengan anaknya. Apapun yang diminta pasti diberi, termasuk handphone. Tapi ingat, jangan dibiarkan begitu saja, awasi, batasi waktunya, jangan sampai mengganggu jam belajar,” ingatnya. (Ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Pemindahan Layanan Puskesmas Sanggau Tak Sulitkan Pasien

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Kepala Bidang Layanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Junaidi mengatakan pemindahan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *