KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Penyalahgunaan Narkoba menjadi salah satu fokus penanganannya oleh pemerintah, dari pusat sampai daerah. Termasuk penggiat anti barang haram ini. Dengan dampak yang begitu besar, narkoba telah berafiliasi menjadi pembunuh yang menakutkan bagi keberlangsungan hidup generasi sebuah bangsa.
Menyoroti dinamika tersebut, Pusat Kajian dan Keilmuan, Pojok Si Gondrong (PSG) Kabupaten Sanggau bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sanggau menggelar talkshow dengan tema Sanggau Bermartabat Tanpa Narkoba yang diselenggarakan pada Rabu (27/11) di Aula Hotel Shafira Sanggau.
Kepala BNN Kabupaten Sanggau, Ngatiya menyampaikan tren terhadap kenaikan kejahatan narkoba tidak terlepas dari masih sulitnya menghentikan jaringan bisnis yang ada. Selain karena sejumlah keterbatasan seperti personel, juga ada faktor lain yang mengakibatkan belum maksimalnya penanganan kasus-kasus narkoba di Indonesia bahkan di Kabupaten Sanggau.
“BNN tentu tidak dapat menyelesaikan persoalan ini sendirian. Tren kenaikan karena sejumlah hal tentu berdampak langsung pada perubahan strategi, tujuan dan juga target. Misalnya 2015 itu, dicanangkan bebas narkoba, namun kenyataannya target itu belum dapat terealisasi,” kata Ngatiya.
“Pencanangan 2045 sebagai gerakan Indonesia emas memang diharapkan persoalan narkoba ini bisa clear. Apalagi dengan semakin meningkatnya capaian jumlah masyarakat yang telah diberikan penguatan melalui P4GN, diharapkan ada peningkatan pola pikir masyarakat bahwa narkoba memang sangat berdampak buruk bagi kehidupan manusia,” terangnya.
Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Rizma Aminin yang hadir pada acara tersebut mengatakan pemerintah daerah sendiri telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2017 terkait dengan penanganan narkoba di Kabupaten Sanggau. Penekanan pada antisipasi dini menjadi salah satu fokus dari perda tersebut.
“Harapannya, tentu saja, dengan semakin dini antisipasi yang dilakukan maka kompleksitas persoalan narkoba ini dapat diminimalisir secara nyata. Memang menghilangkannya secara instan akan sangat tidak masuk akal. Oleh karena itu, mesti dilakukan secara sistematis,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sanggau, dr. Jones Siagian secara tegas mengingatkan agar tidak bermain-main dengan narkoba karena dampaknya yang begitu besar. Tidak hanya dari aspek kesehatan tetapi juga dari aspek kehidupan lainnya.
“Kita memang mesti mengerti narkoba ini. Karena, ini berkaitan dengan wawasan sehingga mampu memahami dampak yang ditimbulkan. Kalau sudah namanya penyalahgunaan tentu membahayakan. Makanya, generasi masa depan, terutamanya anak-anak muda kita memang harus diberikan bekal dan penguatan agar mereka sadar kerusakan yang terjadi nantinya akan mereka rasakan bila tidak mau memerangi barang haram ini,” ungkap dia.
Terkait dengan penyelenggaraan kegiatan tersebut, Direktur Pojok Si Gondrong Kabupaten Sanggau, Sugeng Rohadi mengatakan dua hal yang menjadi dasar kegiatan tersebut yakni pertama memunculkan generasi muda yang mau, dalam artian mau bersama-sama berperan untuk memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Bumi Daranante.
Kedua, lanjut dia, memunculkan generasi yang mampu. Artinya generasi yang karena kemauannya itu, dengan tanggungjawab yang besar, mampu menjadi pelopor dan tonggak pemberantasan dan penyalahgunaan narkoba. Kemauan dan kemampuan ini sangat diharapkan agar persoalan narkoba tidak hanya diserahkan penanganannya pada satu pihak atau instansi dan lembaga tertentu saja. (Ram)