Selasa , 10 Desember 2024
Home / NEWS / Maaf Nak, Tidak Ada Pohon Natal Desember Ini

Maaf Nak, Tidak Ada Pohon Natal Desember Ini

Pohon Natal
Pohon Natal di halaman rumah dinas Gubernur Kalbar tahun 2017 lalu.

Oleh: Maysramo

Hari-hari ini ramai pembicaraan soal ketiadaan pohon Natal di halaman rumah dinas gubernur Kalimantan Barat. Pohon Natal yang selama 10 tahun tak pernah absen menghiasi malam Natal dengan segala kerlap-kerlipnya, bahkan menjadi saksi bisu akan kemajuan Provinsi Kalbar dengan segala bentuk pembangunannya.

Tidak hanya pohon Natal, selama 10 tahun di halaman rumah dinas gubernur selalu berdiri ucapan selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan segala pernak-perniknya hijau berkilauan serta letupan petasan menghiasi langit Pontianak di saat hari pergantian tahun tiba.

Saya tidak ingin heboh soal belum berdirinya pohon Natal, sebagaimana saya pun tidak akan mikirin saat berdiri ornamen ucapan Selamat Lebaran di halaman rumah dinas gubernur Kalbar nantinya. Mau ade, mau tak Ade. Suke-suke gubernur jak.

Bukankah 2011 lalu, Tatung (bagian dari perayaan Cap Go Meh dan Imlek) di larang dipertunjukkan secara terbuka oleh Walikota Pontianak saat itu. Pelarangan dilakukan hanya karena ada unsur kekerasan saat atraksi Tatung.

Masyarakat Tionghoa cuma bisa memendam kekecewaan bahwa warisan leluhurnya hanya bisa diatraksikan di balik tembok Kelenteng saja. Namun bukan berarti satu pintu tertutup, akan menutup berjuta pintu yang ada. Akan ada pintu yang terbuka dan Singkawang adalah pintu yang terbuka bagi para Tatung menjaga dan melestarikan tradisi leluhurnya.

Hasilnya, setiap Hari Raya Imlek tiba, semua mata dari berbagai belahan penjuru dunia menatap lekat Singkawang. Berduyun-duyun manusia mengalir ke “Kota Seribu Kelenteng” memenuhi kamar-kamar hotel, warung-warung makan, kedai kopi hingga toko-toko sovenir hanya untuk menyaksikan manusia-manusia yang dipercaya dirasuki roh dewa melakukan ritual.

Pontianak sebagai Ibukota Provinsi Kalbar, saat Festival Cap Go Meh di gelar, mendadak mati suri tenggelam dalam pesta pora keberagaman budaya dan agama tanda kedewasaan masyarakat Singkawang dalam memandang dan menjalankan toleransi.

Ujung-ujungnya, Singkawang ditetapkan sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia tahun 2018 oleh Setara Institut, sementara Pontianak berada diurutan ke 37 dari 94 kota yang di survei.

Hasil Setara Institut menemukan jawabannya di hal-hal kecil seperti pelarangan Tarung atau belum berdirinya pohon Natal di halaman rumah dinas Gubernur Kalbar. Hal kecil memang, namun menunjukkan wajah aslinya  bahwa TOLERANSI terlalu mudah untuk diucapkan daripada melaksanakannya!

Pontianak, 15 Desember 2018/00:26 WIB

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Pemindahan Layanan Puskesmas Sanggau Tak Sulitkan Pasien

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Kepala Bidang Layanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Junaidi mengatakan pemindahan …

Satu komentar

  1. wahhh bagus banget^^
    kunjungi temapt kami juga ya
    Klik Link Di bawah ini :

    Bola Pelangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *