Rabu , 4 Desember 2024
Home / LANDAK / Cornelis Tetapkan Desa Raba Dalam Fokus Penanganan Stunting

Cornelis Tetapkan Desa Raba Dalam Fokus Penanganan Stunting

 

KALIMANTAN TODAY, LANDAK – Anggota Komisi II DPR-RI Fraksi PDI Perjuangan Daerah Pemilihan Kalimantan Barat 1, Badan anggaran DPR-RI dan Tim pengawas DPR RI Bidang Pengawasan Perbatasan Drs. Cornelis, M.H didampingi istri Federika Cornelis menyampikan salah satu permasalahan kesehatan yang mengancam generasi bangsa adalah stunting, karena di Indonesia kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak.

Hal ini disampikan Cornelis pada saat mengunjungi kecamatan menjalin Kabupaten Landak dalam rangka kunjungan kerja Reses masa persidangan 1 Tahun Sidang 2021-2022.

Cornelis berharap pemerintah dapat fokus pada suatu program yang terencana agar generasi mendatang mendapatkan asupan gizi yang seimbang sejak masih balita supaya terhindar dari stunting.

“Karena merekalah generasi penerus bangsa yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa di masa depan. Jika melihat kondisi stunting di Indonesia saat ini, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menangani hal tersebut”, ujar Cornelis.

Cornelis mengatakan bahwa DPR di perintahkan oleh ketua partai untuk membantu pemerintah dalam rangka mengatasi masalah stunting ini, dan dalam hal ini istri pun dilibatkan untuk menangani kasus stunting ini. Oleh Karena itu perlu data dan perlu pembinaan.

“Disetiap anggota DPR RI fraksi PDI perjuangan ada 5 desa dan saya memilih satu desa dikecamatan menjalain yaitu di desa raba yang nantinya desa tersebut akan mendapatkan sedikit bantuan, entah itu dalam bentuk makanan tambahan, entah itu dalam bentuk vitamin, penyuluhan maupun pembinaan,” ucap Cornelis.

Dari data yang di dapatkan di Puskesmas kecamatan menjalin Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat bahwa di kecamatan menjalin ada 7 desa yang terdampak stunting dan satu desa yang terdampak stunting dibawah rata-rata. Target nasional 21 % untuk 7 desa di kecamatan menjalin di atas 21%.

Kepala Puskesmas Morni mengatakan Penyebab stunting di kecamatan menjalin rendahnya pengetahuan dari Ibu tentang makanan tambahan pada bayi dan anak balita.

“Dalam hal ini Langkah pemerintahan khususnya kecamatan menjalin menangani stunting adalah mengadakan kelas ibu hamil, untuk menambah pengetahuan ibu tentang stunting dan makanan yang baik selama kehamilan dan kedua pemberian PMT kepada ibu hamil berupa makan lokal berupa pemberian telur dan kacang hijau”, ucap Morni.

Lebih lanjut Morni menyampikan bahwa Bayi dan balita yang mengalami masa pertumbuhan diberikan konseling dan makanan tambahan, kemudian pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri yang saat ini kami laksanakan di SMP dan SMA di wilayah kecamatan menjalin.

“Selain itu dalam setiap bulan penanganan stunting kita memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil kita berikan 3 bulan berturut-turut”, Tutup Morni. (rls)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Pegawai Dinkes Sanggau Diajari Padamkan Api Gunakan APAR 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Aula eks Dinas Kesehatan di Jalan Nenas mulai dilakukan sejumlah perbaikan, Jumat …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *