Jumat , 6 Desember 2024
Home / NEWS / Nomornya Tak Lagi Aktif

Nomornya Tak Lagi Aktif

Ilustrasi/Nomor Tidak Aktif/Kalimantan Today
Ilustras/Kalimantan Today

 

ADA BEBERAPA POLITISI SENIOR yang dekat dengan penulis. Bahkan menjadi mentor bagi penulis dalam melihat persoalan-persoalan politik. Tidak semata-mata kacamata kuda. Hitam dan putih. Benar dan salah.

Politisi senior itu ada yang sudah menjadi duta besar di sebuah negara bilangan Eropa Timur, ada yang menjabat sebagai anggota DPR pusat (ini tahun keenamnya). Ada yang saat ini jadi menteri dan ada yang sudah pensiun jadi menteri.

Dalam kesibukannya sebagai duta besar, masih menyempatkan diri untuk memarahi penulis, lewat instant messaging, “Kamu ini politik saja. Jangan ke saya. Saya sudah bilang politik itu dinamis dan saya sudah outsiders. Ini zamannya anak-anak muda. Nanti kalau saya ke Jakarta, kita ngop-ngopi. Tapi jangan bicara politik”.

Bila bertemu yang anggota Dewan, pendapatnya pun senada. “Kita bicara kehidupan saja. Kasihkan ke yang muda-muda. Saya sudah lewat masanya, biar ada regenerasi”.

Ke anggota Dewan yang lain, tak jauh beda. “Nggak lha. Ngga ada keinginan jadi ketum atau ketua-ketuaan lain. Begitu juga jadi menteri. Bukannya sombong, terpilih enam periode jadi anggota Dewan saja sudah anugerah dari Tuhan. Berapa banyak sih yang bisa terpilih enam kali”.

Meski bertemu, di waktu dan tempat yang berbeda. Rata-rata mengucapkan kata yang sama. “LEGACY”.

“Kamu sudah lama dan sering melihat orang-orang yang datang, namun hanya bertahan satu atau dua periode. Saya sebagai anggota Dewan itu karena masyarakat percaya dan membangun kepercayaan itu tidak mudah. Jangan karena jadi anggota Dewan, begitu dinyatakan terpilih, sulit dihubungi bahkan nomor telponnya pun tidak aktif”.

BACA: Stop Kriminalisasi Peladang

BACA: 1 Tahun Kalimantan Today

BUKA: Bank Kalbar Dinilai Kalah dengan CU

Anggota Dewan yang ke enam kalinya terpilih, mengatakan, “Saya biasa saja dalam menjalaninya. Pertanggungjawaban politik itu bukan ke partai, tapi ke rakyat yang menitipkan amanatnya. Rakyat melihat orang-orang yang dipilihnya, komit apa tidak. Konsisten apa tidak, itu saja menurut saya,”

Saat berbicara dengan para politisi seperti ini, tak ubahnya berbicara dengan orang tua sendiri. Adem ayem. Tak ubahnya air dingin yang diteteskan ke ubun-ubun kepala lalu mengalir pelan ke wajah.

Akan beda lagi, dengan politisi muda. Penuh semangat dan meledak-ledak. Bagai menyiram bensin ke api. Ngomong saja dulu, mendapat perhatian dan dianggap sudah bekerja. “Parlemen itu kerjanya ya ngomong. Bicara”.

Para politisi senior itu – mentor bagi penulis – tak lagi butuh nama, jabatan dan harta. Semuanya mungkin sudah dimiliki bahkan berlebih. Mereka hanya ingin mengabdikan dirinya untuk negeri dan rakyat yang memilihnya. Agar meninggalkan jejak yang manis di akhir hidupnya kelak.

Bukan sekedar jabatan tangan dan raut wajah yang dingin saat ditemui. (Oleh: Serenade/Kalimantan Today)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Baru Tiga dari 19 Puskesmas se-Kabupaten Sanggau yang Penuhi Standar Ketenagaan Minimal 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Upaya pemenuhan layanan kesehatan di Kabupaten Sanggau tak lepas dari ketersediaan tenaga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *