KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Kebakaran lahan di Komplek Fajar Asri 6 Jalan Sungai Raya Dalam Ujung Kabupaten Kubu Raya, Kamis (8/8) sore masih belum juga dapat dipadamkan.
Sejumlah personil dari Kodim 1207/BS dikerahkan untuk pemadaman yang dipimpin langsung oleh
Dandim 1207 BS/ Kolonel Armed Stefie Jantje Nuhujanan.
Sambil memadamkan api, Kolonel arm Stefie Jantje Nuhujanan melakukan penyelidikan dilokasi lahan yang terbakar dan hasilnya, ia mencurigai adanya dua kemungkinan penyebab kebakaran itu.
“Yang pertama, ulah oknum petani yang sengaja membakar lahan. Yang kedua, adanya kesengajaan pengembang lahan perumahan,” ujarnya
Ia juga menambahkan, tidak mungkin kebakaran itu ulah petani. Dari segi lahan dan struktur tanah, sangat tidak memungkinkan untuk bercocok tanam.
“Penyebabnya masih kami selidiki, hal ini bisa saja dilakukan oleh pengembang perumahan. Karena
Ini seperti area komplek perumahan dikembangkan lagi,” ungkapnya.
Ia menambahkan telah mengantongi identitas pemilik lahan dan nantinya kata Stefie Jantje Nuhujanan, pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan kepolisian terkait kebakaran lahan ini.
“Akan kami cari tahu. Akan kami panggil untuk dimintai keterangan dan akan kami tindak tegas,” tegasnya.
Kata Stefie sebetulnya kebakaran sudah sejak kemarin terjadi. Ia bersama dengan pemadam kebakaran swasta dan BPBD bekerjasama berusaha memadamkan api.
Sayangnya, sumber air cukup sulit ditemukan di area ini. Sementara sumber air lainnya berjarak cukup jauh karena komplek ini berjarak sekitar satu kilo meter dari tepi jalan.
“Jadi harus disiram (lahan terbakar), jika tidak akan tetap ada percikan api yang keluar sehingga mengakibatkan semakin merembet ke perumahan yang baru dibangun ini,” ungkapnya.
Selain itu, sesuai perintah Pangdam beberapa waktu terkait tembak di tempat para pelaku pembakar lahan ini kata dia masih berlaku. Apabila di lapangan ditemukan secara sengaja pelaku membakar lahan dan melawan petugas akan langsung ditembak di tempat.
Apalagi ini adalah sesuai dengan perintah presiden yang mengatakan akan mencopot jabatan Kapolda Dandim, Kapolres jika di wilayahnya masih ditemui karhutla.
“Sehingga apabila menemukan orang bakar lahan akan kami tindak tegas, jika melawan akan kami tembak,” tutupnya.
Sementara itu, anggota pemadaman kebakaran Swadesi Borneo, Deri yang ikut serta memadamkan api belum bisa memastikan kapan api ini akan mampu dipadamkan, apalagi dirinya membenarkan ucapan Stefie terkait dengan sulit mencari sumber air. Sementara di lokasi lahan kebakaran semakin meluas.
Lahan gambut seperti ini, kata dia harus tetap dalam keadaan basah. Jika tidak percikan api di bawah gambut akan tetap hidup dan bisa menjalar ke area lain.
Sebagai pemadam kebakaran swasta, dirinya berharap pemerintah dapat memperhatikan keadaan anggota dan pemadaman kebakaran swasta lainnya di lapangan. (jon)