Selasa , 5 November 2024
Home / NEWS / Bantuan Rp14 Milyar Program READ-SI, Bupati Sanggau: Saya Kesal Juga, Kapan Orang Pusat Ndak Ngomong Perbatasan

Bantuan Rp14 Milyar Program READ-SI, Bupati Sanggau: Saya Kesal Juga, Kapan Orang Pusat Ndak Ngomong Perbatasan

Bupati Paolus Hadi memberi sambutan sekaligus membuka start up workshop program READ-SI, Senin (29/7) di aula kantor Bupati Sanggau
Bupati Paolus Hadi memberi sambutan sekaligus membuka start up workshop program READ-SI, Senin (29/7) di aula kantor Bupati Sanggau

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Program peningkatan kesejahteraan untuk kawasan perbatasan kembali diluncurkan. Pemkab Sanggau melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Dishangpang Hortikan) mendapatkan bantuan Rp 14 milyar dari program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READ-SI)
Dua kabupaten di Kalbar yang mendapat bantuan tersebut adalah Sanggau dan Sambas. Rencananya program ini akan berlangsung mulai 2019-2023.

“Jadi Indonesia ini pinjam uang. Tapi ketika program ini mau dibuat di tingkat bawah, seperti kita ini, uang itu tidak langsung pemerintah kasih ke kita. Dimodali dulu oleh APBD, sehingga tahun ini kita memodalinya Rp1,1 milyar, untuk tadi manajemennya, kemudian persiapan sekolah lapangannya dan seterusnya. Dan itu ada di Sekayam, Beduai dan Entikong. Nanti kita klaim, kalau yang kita buat itu sesuai,” kata Bupati Sangga, Paolus Hadi.

Lantaran dana total selama empat tahun itu cukup besar, Rp 14 milyar, orang nomor satu di Kabupaten Sanggau itu mengingatkan agar outcome ke masyarakat, terutama petani benar-benar bisa dirasakan. Terlebih dana itu hanya ‘numplek’ di tiga kecamatan: Sekayam, Beduai, Entikong.

Pada kesempatan itu, dihadapan Manager Program READ-SI, Wahyu Rahmana dan Deputi program READ-SI dari Badan Penyuluhan Pertanian Kementan RI, Irma Kurnia, PH, sapaan akrab Paolus Hadi mengungkapkan kekesalannya, lantaran yang dibicarakan pemerintah pusat melulu soal perbatasan.

“Sebenarnya saya kesal juga, kapan orang pusat ini ndak ngomong perbatasan. Bagi-bagi ke daerah kita (kecamatan lain di Sanggau). Ini besok, FAO ngomong perbatasan lagi. Padahal kalau bicara indeks desa membangun banyak yang miskin di luar perbatasan seperti Noyan. Tapi karena dia bukan load free perbatasan ndak bisa masuk. Kecamatan Jangkang (juga), itu kampung saya,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah pusat juga ‘memandang’ kecamatan lain di Sanggau. Tak melulu kecamatan di perbatasan.

“Bagi-bagilah. Kalau begitu DAU-nya dinaikkan juga. Mohon maaf pak, dari pada saya nahan hati, saya bilang saja pak. Janganlah semua diatur pusat. Lalu cerita desentralisasi, otonomi, ndak ada lagi. Contoh load free, kita yang atur. Kita yang tahu dimana bagus nanam durian, kopi, padi, ikan. Saya sudah bicara dengan Disbunak, kita orang Sanggau ini kan jago ngopi, tapi beli kopinya ndak jelas juga dimana. Ayo kita bangun kopi. Dimana wilayah kopi. Kalau kakao sih sudah berat. Gagal terus kita,” pungkasnya. (Ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Pemenuhan Alsintan di Kabupaten Sanggau Belum Ideal, Kubin: Masih di bawah 20 Persen

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Meski hampir setiap tahun pemerintah memberikan alat dan mesin pertanian (Alsintan) ke …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *