Sabtu , 23 Agustus 2025
Home / KALBAR / Wagub Kalbar Krisantus Ajak Pemuda Dayak Kuasai Teknologi

Wagub Kalbar Krisantus Ajak Pemuda Dayak Kuasai Teknologi

Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan

 

KALIMANTAN TODAY, PALANGKARAYA – Hari ke-2 di Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si. menghadiri Pembukaan Seminar Internasional “Memperkuat Jati Diri Masyarakat Suku Bangsa Dayak untuk Masa Depan yang Bermartabat dan Berkelanjutan” sekaligus menjadi Narasumber pada kegiatan Seminar Internasional yang dilaksanakan di Kalawa Convention Hall, Jum’at (22/8/2025).

Krisantus dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih atas diselenggarakannya kegiatan ini, dimana secara khusus seminar ini berbicara bagaimana kelangsungan masyarakat suku Dayak.

“Baru saja kita merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Esensi dari sebuah kemerdekaan sebetulnya tidak hanya lepasnya sebuah negara atau sebuah bangsa dari penjajahan, namun demikian tentu kita ingin kemerdekaan yang kita peringati setiap tanggal 17 Agustus yang sudah di perjuangkan oleh para pendiri bangsa diproklamirkan 17 Agustus 1945 dengan pengertian yang sangat luas. Belum lagi disana di pelosok-pelosok pedalaman masih ada warga kita yang sesungguhnya belum menikmati kemerdekaan.
Belum ada listrik, belum ada instruktur jalan, belum ada sekolah, tingkat ekonomi juga masih sangat miskin tentu ini mereka belum merdeka,” terang Krisantus.

Disampaikannya, para pendiri bangsa merumuskan yang namanya Pancasila salah satu sila nya adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kemudian diaplikasikan didalam undang-undang dasar 1945 pasal dimana salah satu pasalnya berbunyi “bumi air udara serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

“Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur saya yakin situasinya juga sama, ketika saya kunjungan daerah ke kabupaten kapuas hulu, ada desa yang namanya desa entibab dimana pemerintah provinsi Kalimantan Barat mendirikan sebuah sekolah didesa Landau Badai disatu kecamatan di silat hulu. Diperjalanan saya melewati 34 jembatan ketika saya lewat jembatan tersebut saya menyusun kayu untuk tempat roda mobil yang saya tumpangi, kalau saya tidak susun bagus-bagus kayu-kayu itu maka mobil yang saya tumpangi jatuh ke sungai, kemudian saya melewati perkampungan saya lihat rakyat masih miskin, proposal masih bergentayangan ini adalah indikator kemiskinan diKalimantan yang tidak sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa yang tidak sesuai dengan pasal yang ada di undang-undang dasar 1945,” jelasnya.

Selanjutnya Pria yang pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI berharap pemuda dayak agar dapat menguasai teknologi dalam menghadapi kemajuan dan globalisasi. Yang mana, menurutnya teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran yang sangat strategis bagi peradaban manusia di masa yang akan datang.

Kemudian Krisantus juga menyikapi pembangunan Ibukota Nusantara yang tentu mewakili Kalimantan Barat.

“Jadi Provinsi Kalimantan Barat walaupun jauh dari IKN sangat mendukung bagaimana agar IKN itu terus dilanjutkan karena bagaimana itu juga uang rakyat sudah habis untuk membangun IKN. Sudah sangat banyak APBN yang dialokasikan untuk IKN, waktu itu saya di penghujung waktu sebagai DPR RI dan saya tahu persis bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara yang dilontorkan untuk membangun IKN luar biasa. Saya yakin pembangunan dibidang infrastruktur, kemudian pendidikan, kesehatan dan sebagainya tentu akan berdampak untuk Kalimantan Barat. Saya ingin generasi Dayak ini juga berkontribusi didalam pembangunan IKN jadi kita ini bukan hanya tukang aduk semen, bukan hanya tukang pikul, tetapi kita juga berkontribusi dibidang konsep bagaimana menyelesaikan pembangunan IKN ini”, pintanya.

Seperti diketahui, yang mana kegiatan ibersejarah ni terselenggara di Desa Tumbang Anoi. Tumbang Anoi sendiri adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Indonesia. Tumbang Anoi adalah tempat bersejarah bagi perjalanan masyarakat Dayak. Tumbang Anoi menjadi tempat rapat akbar untuk mengakhiri tradisi Mengayau pada tahun 1894.

“Selanjutnya mengenai tumbang anoi dimana sejarah suku bangsa dayak dipersatukan dan tidak ada lagi perang atau ngayau, disitulah suku Dayak dipersatukan”, pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran mengatakan bahwa seminar ini bukan hanya forum diskusi, melainkan wadah membangun komitmen bersama para pemimpin Dayak di Kalimantan dan Borneo.

“Seminar ini tentu bukan hanya forum diskusi, tetapi juga forum untuk membangun komitmen bersama pemimpin Dayak di Kalimantan dan Borneo. Melalui seminar ini, kita mengingat kembali tonggak bersejarah Perjanjian Damai Tumbang Anoi Tahun 1894 ketika para Damang dan tokoh Dayak bersatu menghentikan permusuhan dan meletakkan dasar perdamaian,” tegas Agustiar Sabran.

Gubernur Agustiar Sabran juga menegaskan bahwa Perjanjian Damai Tumbang Anoi bukan hanya catatan sejarah, tetapi fondasi perdamaian, persaudaraan, dan kemajuan peradaban Dayak di panggung dunia.

“Semangat yang lahir di tepi Sungai Kahayan itu tidak pernah padam, bahkan kini menemukan bentuk barunya melalui Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo. Semangat kebersamaan ini melintasi batas daerah dan negara. Meski hidup di 3 negara berbeda, Indonesia, Malaysia, dan Brunei, kita tetap satu Suku Bangsa Dayak,” pungkasnya.(*/irf/nzr)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Borneo Forum 2025: Geliat Sawit Kalimantan di Tengah Badai Tantangan Global

  KALIMANTAN TODAY, KOTA PONTIANAK, Kamis, 21 Agustustus 2025- Pagi itu, 21 Agustus 2025, langit …