
KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan kota Pontianak sangat terbuka terhadap masuknya investasi, khususnya di sektor perdagangan dan jasa.
Menurutnya, kehadiran usaha waralaba internasional seperti restoran dan hotel akan memberikan dampak nyata, mulai dari penyerapan tenaga kerja lokal hingga peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Ia menjelaskan, Pontianak sangat terbuka untuk masuknya investasi. Namun, keterbatasan lahan membuat investasi lebih banyak bergerak di bidang jasa dan perdagangan, seperti restoran, kafe, hotel, rumah kos, dan sektor penunjang lainnya.
Kehadiran investasi seperti waralaba internasional di sektor food and beverage (F&B) dan jaringan hotel di level multinasional menjadi bukti bahwa Pontianak merupakan kota yang terbuka dan memiliki potensi tinggi bagi pelaku usaha.
“Pontianak ini kota perdagangan dan jasa. Kami terbuka untuk investasi, terutama di sektor restoran, kafe, maupun hotel yang sangat relevan dan strategis bagi kita,” kata Wali kota Edi kepada wartawan.
Menurut Edi, investasi yang masuk akan berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja lokal serta pertumbuhan ekonomi kota.
Saat ini, tingkat pengangguran di Pontianak berada di angka 8,29%, namun ia menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia yang cerdas dan terampil agar mampu bekerja di mana pun.
Edi menambahkan bahwa dukungan pemerintah kota terhadap investasi dilakukan melalui pembangunan infrastruktur yang memadai, kemudahan perizinan, serta program strategis untuk memperluas peluang usaha.
Komitmen ini diwujudkan dengan penguatan Mal Pelayanan Publik (MPP) yang segera dilengkapi dengan Klinik Investasi sebagai upaya memberikan kemudahan layanan bagi para investor.
“Investasi harus disuport dengan cara kita membangun kualitas infrastruktur yang baik dan regulasi yang ramah,” tegasnya.
Menciptakan Cash flow
Hal senada disampaikan Ekonom Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak, Muhammad Fahmi.
Menurutnya, masuknya modal ke suatu daerah akan menciptakan aliran uang (cash flow) yang dapat menggerakkan roda perekonomian lokal dengan efek berganda.
“Investasi merupakan salah satu pemicu utama pertumbuhan ekonomi. Dampaknya bersifat multiplier effect dengan mendorong pembangunan fisik, menyerap tenaga kerja lokal, sekaligus menumbuhkan sektor-sektor pendukung lainnya. Paling tidak, kawasan sekitar akan ikut hidup dan memberi efek berkelanjutan pada perputaran roda ekonomi,” jelas Fahmi.
Ia mencontohkan masuknya gerai makanan berskala internasional ke Pontianak sebagai bukti nyata dampak positif investasi. Kehadiran waralaba besar ini tidak hanya persoalan konsumsi makanan semata, tetapi membawa efek domino pembangunan fisik yang melibatkan pemasok lokal, penerimaan pajak daerah, penyerapan tenaga kerja, hingga peluang bagi UMKM setempat untuk masuk ke rantai pasok sektor makanan dan minuman.
“Pontianak sebagai kota kuliner dan perdagangan sangat potensial menjadi magnet investasi di Kalimantan Barat. Dengan sinergi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, kehadiran investasi baru diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)