Sabtu , 9 November 2024
Home / EKONOMI / Buka Demplot PLTB Seluas Lima Hektar di Sungai Langir

Buka Demplot PLTB Seluas Lima Hektar di Sungai Langir

Foto—Pelaksana tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Dishangpanghortikan) Kabupaten Sanggau, Kubin.

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Sanggau diakui Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perikanan (Dishangpang Hortikan) Kabupaten Sanggau, Kubun, tak begitu berpengaruh pada aktivitas menanam padi.

“Ada hujan justeru lebih nyaman justeru lebih enak menanam padi. Tak ada kendala. Cukup air maksudnya. Yang kita khawatirkan, ketika kemarau panjang, kekurangan air. Namun ketika musim hujan, ketika petani mau menanam padi pada lahan kering, itu kesulitan dalam membakar lahan,” kata Kubin kepada wartawan, Senin (20/7/2020).

Dengan curah hujan yang tinggi seperti saat ini, Kubin mengatakan tak bisa bergantung pada membakar lahan.

“Tahun ini kami buka demplot (lahan percontohan) seluas lima hektar di Sungai Langir untuk pola pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB). Di sana misalnya satu area, satu hektar, pada jalur bukaan, jalur bebas, nanti untuk tanam padi. Nanti bisa gulir dengan jagung. Di jalur rumpukan ini nanti jalur ini akan disemprot, biar cepat lapuk,” ungkapnya.

Demplot PLTB tersebut, kata Kubin, sudah berlangsung sejak 2017. Tahun ini, lantaran kekurangan anggaran, hanya lima hektar. Padahal targetnya 50 hektar. Satu KK satu hektar.

“PLTB tidak merubah sistem bertanam tradisional. Jalur padi, tanam padi, jalur sayur tanam sayur. Jalur yang untuk tanam sayur ada. 2017 itu sudah mulai, ada petani kita namanya pak Daniel, yang merupakan binaan Finantara. Itu berjalan terus,” kata dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, PLTB merupakan inovasi dari teknologi pertanian. Tanpa membakar, kata Kubin, masih bisa bertanam.

“Sebetulnya membakar ini juga menghasilkan abu dan arang. Itu cocok untuk tanaman dan tumbuhan. Tapi dengan cara baru dan pemahaman sekarang kalau membakar menghasilkan asap. Ini ada kendala dalam hal lingkungan. Tapi melalui teknologi baru, lahan tidak dibakar pun bisa untuk menanam padi lahan kering,” terangnya.

Soal biaya yang dinilai relatif lebih mahal jika melaui PLTB, Kubin mengatakan hal itu tergantung kondisi. Jika di lahan terbeut banyak pohon-pohon besar, kemungkinan relatif lebih mahal.

“Tapi kalau semak-semak tidak juga mahal. Terasa mahal itu membersihkan itu harus pakai mesin, kalau pohon yang agak tebal,” ujarnya.

Disahangpang Hortikan Sanggau sendiri hanya punya satu mesin. Saat ini pihaknya tengah mengupayakan penambahan mesin tersebut di Pemprov Kalbar.

“Mudah-mudahan bisa memenuhi kita. Ada namanya alat brigade pertanian. Kalau areal dekat perusahaan, kita minta CSR-nya ke perusahaan, untuk membersihkan rumpukan itu,” pungkas Kubin. (ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Siswa SDN 05 Dusun Beruak, Kecamatan Parindu Belajar Tanpa Kursi, Meja Hasil Sumbangan Ortu Murid

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU – Porsi anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen dari APBD Kabupaten Sanggau tak …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *