Kamis , 26 Juni 2025
Home / NEWS / PMI Sanggau Miliki Gedung Baru, Ungkap Golongan Darah yang Sulit Dipenuhi

PMI Sanggau Miliki Gedung Baru, Ungkap Golongan Darah yang Sulit Dipenuhi

Foto—Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, Ketua PMI Kusbariah, mantan Bupati Sanggau Paolus Hadi beserta rombongan mengecek langsung kondisi gedung PMI Kabupaten Sanggau yang baru diresmikan, Selasa (24/06/2025)—Kiram Akbar

 

KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sanggau resmi menempati gedung baru di Kelurahan Bunut. Bupati Sanggau, Yohanes Ontot meresmikannya pada Selasa (24/06/2025).

“Bagaimana pemerintah dan PMI menyediakan layanan kemanusiaan yang representatif agar menjawab kebutuhan masyarakat Sanggau dan mungkin di luar kabupaten Sanggau. Kita berharap dengan petugas-petugas yang ditunjuk melayani masyarakat untuk bekerja tulus, ikhlas,” kata Yohanes Ontot kepada awak media usai peresmian.

Ia menilai fasilitas PMI Kabupaten Sanggau cukup representatif, meski ada beberapa peralatan yang masih dibutuhkan agar pelayanan maksimal. Ia berharap PMI Kabupaten Sanggau mampu memetakan para pendonor.

“Ada aplikasi yang mengingatkan pada para pendonor untuk pada waktunya mereka kembali lagi dan mengucapkan terima kasih para pedonor. Itu akan memberikan daya dorong para pendonor yang membantu sesama sebagai langkah kemanusiaan,” ungkapnya.

Ketua PMI Kabupaten Sanggau, Yohana Kusbariah mengatakan adanya gedung baru ini pelayanan akan lebih prima. Siap melaksanakan tugas apa yang menjadi harapan pemerintah daerah.

“Harapan kita lebih banyak pendonor. Marilah berdonor untuk bersama. Setetes darah penting untuk masyarakat yang membutuhkan,” ujar Kusbariah.

Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah PMI Kabupaten Sanggau dr. Yuliana Yuli Exlasia mengatakan, berdasarkan teori kebutuhan darah di Kabupaten Sanggau sebanyak dua persen dari jumlah penduduk.

“Kalau 500 ribu kami harus mempersiapkan sekitar sembilan ribu sampai 10 ribu kantong perbulannya. Namun permintaan darah rata-rata di PMI Sanggau sekitar 250-300 kantong,” ujar Yuli.

Ia mengaku selama ini permintaan darah selalu dicukupi PMI. Baik melalui pendonor suka rela maupun pendonor pengganti. Hanya saja, kata dia, selama ini PMI Sanggau kerap mengandalkan pendonor pengganti karena karena permintaan trombosit.

“Kebanyakan membutuhkan pendonor pengganti adalah permintaan trombosit. Karena harus diambil dari darah yang baru didonorkan. Tidak bisa diambil dari yang disimpan,” ujar Yuli.

Ia mengatakan darah yang diambil dari pendonor dapat disimpan paling lama satu bulan. Setelah itu diproses, dalam beberapa hari harus segera ditransfusikan ke pasien. Lewat dari batas waktu itu, sudah dinyatakan kedalursa.

Meski kerap mencukupi kebutuhan darah, namun Yuli juga mengaku ada golongan darah yang sangat sulit didapat yaitu golongan darah AB yang resusnya negatif.

“Karena kalau misalnya ada pasien yang darahnya ada resusnya negatif, tidak bisa sembarangan. Sedangkan orang dengan resus negatif itu langka. Kita semua ini mungkin kebanyakan resusnya positif. Saya misalnya resus positif, saya bisa menerima transfusi dari resus positif maupun negatif. Kalau resus negatif itu harus dari resus negatif,” terangnya.

Yuli juga memperkenalkan aplikasi Sistem Manajemen Donor Darah (Simdondar) yang dapat melacak para pendonor darah. Pun ketika waktunya tiba, aplikasi tersebut akan mengingatkan kembali pendonor untuk mendonorkan darahnya. (Ram)

Tentang Redaksi

Cek Juga

Wabup Susana Pastikan Proses Open Bidding Jabatan Sekda Terbuka dan Transparan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Proses open bidding jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sanggau masih terus berlangsung. …