KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Meski persentase pervalensi stunting di Kabupaten Sanggau tahun 2024 naik-turun (fluktuatif), namun di banding tahun sebelumnya, terjadi penurunan cukup signifikan.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Stepanus Jonedi. Ia mengatakan penurunan tersebut dapat dilihat dari pencatatan melalui Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) maupun Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menjadi acuan Kementerian Kesehatan RI.
“Kalau melalui EPPGBM, (persentase stunting, red) kita di angka 18 persen. Sedangkan berdasarkan SSGI kita 22,1 persen. Jauh turun dari tahun 2022 yang mencapi 32 persen,” ungkap Stepanus Jonedi, belum lama ini.
Ia mengungkapkan secara nasional, pencatatan yang digunakan adalah SSGI. Sedangkan EPPGBM merupakan laporan rutin Dinas Kesehatan dan perangkatnya yang dilakukan by name by address.
“Kalau SSGI itu independen. Karena turun, makanya prestasi Sanggau di Kalbar dalam hal pencegahan dan penanganan stunting naik. Kalau tahun 2022, Kabupaten Sanggau nomor 6 di tahun, tahun 2023 kita di nomor 4 di Kalbar,” pungkasnya. (Ram)