
KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Upaya Pemerintah Kabupaten Sanggau dalam menurukan angka stunting membuahkan hasil cukup signifikan. Dari 14 kabupaten/kota se-Kalbar, Kabupaten Sanggau menempati posisi kedua terbaik pada 2024.
Hal itu diungkapkan Bupati Sanggau, Yohanes Ontot dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan dan Penurunan Stunting I Tingkat Kabupaten Sanggau, Rabu (23/0/2025) di Aula Babai Cinga, Kantor Bupati Sanggau.
“Melalui surat Gubernur Kalimantan Barat nomor: 000.7.5/28/Bappeda-Sosbud, sebagai tindak lanjut dari surat Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri nomor 400.5.7/1685/Bangda tanggal 17 Maret 2025, Kabupaten Sanggau mendapatkan peringkat terbaik kedua dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat,” kata Ontot.
Ia menjelaskan, penilaian didasarkan pada kinerja delapan aksi konvergensi, pencegahan dan percepatan penurunan stunting tingkat kabupaten/kota tahun 2024 di Provinsi Kalimantan Barat pada 18–19 Juni 2025.
Penilaian ini merupakan evaluasi terhadap pelaksanaan praktik, baik percepatan berbasis penurunan stunting, hasil elektronik pencegahan dan pencatatan serta pelaporan gizi masyarakat (e-PPGBM) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024.
“Kabupaten Sanggau terus berkomitmen secara konsisten dan terus-menerus melalui aksi konvergensi melaksanakan berbagai upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting. Upaya ini telah membuahkan hasil dengan turunnya prevalensi stunting di Kabupaten Sanggau dari 29,68% pada tahun 2019 menjadi 21,30% pada tahun 2024 menurut data e-PPGBM,” ungkap Ontot.
Orang nomor satu itu berharap penurunan stunting di Kabupaten Sanggau terus menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, bukan justru meningkat. Sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025–2045, prevalensi stunting diharapkan turun menjadi 5 persen pada tahun 2045.
“Sinergitas antar-stakeholder pelaksana adalah kunci keberhasilan percepatan pencegahan dan penurunan stunting, baik intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1.000 hari pertama kehidupan,” pungkasnya. (Ram)